Diving Jayapura (21) : TOP - 2 Wreck di tengah Kota Jayapura


Siapa sangka hanya di seberang Kantor Gubernur di Dok 2 ada 2 (dua) wreck atau bangkai kapal yang karam? Dua kapal karam dengan pesonanya masing-masing. 
Aku menyelam dua kali, hanya saja khusus untuk entri ini aku tidak menulis per dive seperti biasanya. Aku membagi menjadi tiga bagian. Yang pertama mengenai creatures yang aku temui di perjalanan menuju wreck. Yang kedua tentang wreck pertama, sedangkan yang ketiga bercerita mengenai wreck yang kedua.

Minggu, 19 Februari 2017

Kali ini, Aku, Eka dan Pak Andy berniat untuk menyelam di wreck di Dok 2 yang bersebelahan dengan Dok 4. Salah satu wreck ini sudah aku kunjungi beberapa bulan yang lalu. Hanya saja di kondisi menyelam malam sehingga aku tidak bisa melihatnya secara utuh. Ternyata juga tidak jauh di sebelahnya, menurut Pak Andi, terdapat bangkai kapal yang lebih besar lagi. Mantap. Aku sudah tidak sabar ingin segera mencelupkan badanku ke laut. 
Sayang air keruh, visibility maksimal hanya 5 meter bahkan sering hanya 2 meter saja. Di dive pertama, Eka sampai tersesat tidak bisa menemukan kami dan juga wreck yang kedua karena sibuk memotret makro. Padahal hujan sudah tidak turun selama dua hari tetapi air tetap saja masih keruh.

Macro creatures on the shallow

Di perjalanan menuju wreck pertama aku menemukan beberapa Nudie Branch tetapi hanya satu saja yang soft nudie. Sedangkan di antara wreck 1 dan 2, aku menemukan paling tidak 3 jenis soft nudie. Aku memang tidak terlalu memperhatikan mahluk makro karena seluruh konsentrasiku kucurahkan di wreck. Hanya saja karena aku kena deco lima menit maka aku menghabiskan waktu deco stop dengan mencari makro.
Aku hampir yakin sebenarnya kalau aku punya waktu lebih banyak mengubek-ubek spot di bawah dermaga, aku bisa menemukan berbagai mahluk makro yang menarik. Semoga lain waktu peluang ini bisa kulewati.




 

 

Wreck Pertama - Tug Boat yang berdiri gagah

Entah bagaimana caranya bangkai kapal ini bisa karam dengan gagahnya seperti ini. Berdiri tegak di pasir yang berlumpur tebal. Kata Eka sih sudah lebih miring daripada saat menyelam malam dulu tetapi aku sendiri tidak terlalu merasakan bedanya. Di wreck ini aku tidak lama, karena memang juga tidak besar. Panjangnya berkisar 15 meter saja. Atapnya hanya berjarak 5 meter dari permukaan laut sedangkan bagian belakang yang juga bagian paling rendah berada di kedalaman 20 meter.
Aku berkeliling wreck yang hanya menghabiskan dua menit saja sambil merekam video. Setelah berkeliling, aku masuk ke ruang kemudi. Aku melihat ada lubang ke bawah yang cukup. Aku coba untuk memasukinya tetapi hanya setengah badan saja karena ternyata ruangan di bawah cukup sempit. Aku hanya merekam suasana kamar tersebut. Di dalam dan sekitar wreck banyak sekali ikan-ikan kecil terutama ikan banner.






Wreck Kedua - Kapal Angkutan Barang yang jatuh miring

Kapal karam kedua letaknya tidak jauh dari yang pertama,sejauh sekira 50 meter. Mungkin karena cukup besar, walaupun sebagai kapal barang berbahan besi kapal ini termasuk kecil, kapal ini jatuh miring. Untungnya tidak tengkurap seperti kapal karam yang di Gorontalo. Panjang kapal ini 40 meter, lebar (yang menjadi tingginya) 15 meter. Puncak teratasnya di 15 meter sedangkan paling bawahnya di 30 meter. Tidak seperti kapal yang pertama, yang kedua bagian belakang lah yang di bagian atasnya. Hebatnya baling-balingnya masih utuh. Kalau di daerah lain, dengan hanya sedalam 15 meter pasti sudah hilang he he...
Yang paling mengasyikkan dari kapal karam ini adalah ternyata kapal ini menjadi rumah bagi ikan-ikan besar. Batfish (tapi-tapi), kakap merah (red snapper), kakap hitam (black bass), baronang (rabbitfish), kerapu (goropa/grouper), sweetlips, adalah sebagian yang mendominasi tempat ini. Aku pun melihat 2 Giant Trevally melintas di depanku. Mungkin ada 10 kilogram ukurannya. Mantap.
Belum puas dengan sekali penyelaman, penyelaman kedua kami langsung menuju kapal ini dan menghabiskan seluruh bottom time disini. Itu pun aku masih belum merasa puas karena aku masih belum mencari secara detail terutama adanya kehidupan makro. Lain kali, masih ada waktu.







Begitu keluar dari penyelaman kedua, dengan perut keroncongan karena tidak sarapan, kami disambut dengan nasi bungkus yang disediakan oleh Fauziah. Benar-benar berkah dan anugerah mempunyai teman seperti Fauziah. Thanks to you...

Menyelam wreck di tengah kota sepi jauh dari kota besar? Datanglah ke Tahuna. Menyelam wreck di tengah kota besar, ramai, macet? Hanya ada di Jayapura.

My Live My Adventure!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan Manokwari (1) : Kesan pertama sangat menggoda

Memancing Jayapura (02) : Harlem yang tidak kelam

Memancing Jayapura (05) : PLTU Holtekamp; seperti pasar malam