Diving Jayapura (02) : Nightdive di Kantor Gubernur

He he... Judulnya provokatif ya?
Tepatnya adalah nightdive di pantai persis di depan kantor gubernur, atau tepatnya di dok 2. Dok 2 memang sudah ditetapkan menjadi daerah kunjungan wisata, terutama warga kota Jayapura. Bisa dibilang setiap sore tempat ini ramai dikunjungi, bahkan di hari Sabtu keramaian dimulai dari pagi. Di hari Sabtu, Dok 2 menjadi area "Car Free Day".

Sore hari, Selasa, 2 Agustus 2016, aku diajak Pak Andi dari SAR untuk bergabung nightdive dengan komunitas penyelam Jayapura. Berkumpullah 6 penyelam dengan putri Pak Andi (15 thn) diajak untuk jaga mobil (tega amat ya...). Aku begitu bersemangat, sampai-sampai begitu diajak Eka (teman kantor) langsung saja berangkat. Hasilnya aku dan Eka menunggu cukup lama di dok 2. Tapi malah bisa mencicipi mie ayam untuk pertama kalinya di Papua. Rasanya cukup enak... Bisa menikmati suasana sore ke malam dan mengabadikannya menjadi kenangan indah tak terlupakan. I wish you here, Jasmine & Amanda, miss you full....

Jam 19.30, aku, Eka, Pak Andi, Pak Hendrik (semoga benar namanya) dan 2 lagi aku lupa namanya, telah siap masuk air. Briefing sebentar dan diakhiri dengan doa bersama menurut keyakinan masing-masing. Penyelaman disini mirip-mirip di Malalayang, Manado. Beach entry dan posisinya di kota. Murah meriah dan seru. Lha wong menjadi pusat perhatian pengunjung....




Menuruni lantai semen, aku harus berhati-hati, apalagi aku bertelanjang kaki karena fins yang aku bawa model fullfoot. Ternyata di dalam air masih ada lantai setinggi lutut sampai sejauh 5 meter, kemudian turun lagi sampai sepinggang, tetapi hanya 1 meter saja. Jadi kami memakai fin pas di tepian yang sepinggang dan aku langsung saja negative entry karena memakai backpack.

Dasarnya langsung menurun terjal dengan kemiringan 45 derajat. Kebanyakan adalah batu hasil reklamasi yang sudah mulai tertutup terumbu karang dan lumpur. Walaupun sudah termasuk masuk jauh ke dalam teluk, untungnya visibility untuk nightdive masih terbilang bagus. Kualitas air yang terasa aneh saja. Terasa berminyak di kulit. Nglenyit, orang jawa bilang. Di kedalaman 20 meter, dasar sudah mulai datar, hanya saja dasarnya adalah lumpur yang sangat gampang membuat keruh, sehingga aku memutuskan untuk tetap berada di lereng saja, di posisi di atas teman-teman. Apalagi karena aku ternyata membawa regulator set dengan SPG tanpa depth meter dan DIVECOMP-ku tak kupakai karena lowbat.


Tidak banyak mahluk aneh yang kutemukan, atau lebih tepatnya sedang tidak beruntung. Toh seperti saat nightdive di Malalayang, Manado atau di Kambahu, Bitung, tidak selalu aku mendapatkan hasil yang memuaskan. Semoga begitu juga disini. Oh-ya, penyelaman ini dari tempat masuk, kami mengarah ke kiri. Kata Pak Andi, kalau ke arah kanan (Pak Andi sudah melakukannya beberapa hari berturut-turut), ada beberapa Soft Nudie Branch, Pipe Fish, dan masih banyak lainnya yang bagus untuk obyek foto.

Apapun itu, aku puas dengan penyelaman ini karena ini adalah penyelaman malam pertamaku di Jayapura. Apalagi saat balik, di kedalam 5-8 meter, ada wreck dari tongkang yang terdampar dan sudah hancur tak berbentuk tapi masih menyisakan rongga-rongga besi yang menjadi rumah bagi ikan-ikan dan berbagai kehidupan lainnya. Sayangnya kameraku tidak bisa mengabadikannya menembus kegelapan.




Jam 9 malam kami menyudahi penyelaman ini dan Pak Andi mengajakku untuk ikut diving di Harlem hari libur nanti. Asik....





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan Manokwari (1) : Kesan pertama sangat menggoda

Memancing Jayapura (02) : Harlem yang tidak kelam

Memancing Jayapura (05) : PLTU Holtekamp; seperti pasar malam