Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Diving Jayapura (14) : Diving, Mancing & Kerapu Tim; SEMPURNA

Gambar
Sabtu - Minggu, 26 - 27 November 2016 What a wonderful world .... Apalagi yang mau dicari dalam hidup ini. Coba bayangkan, ikut perjalanan teman memancing, aku bisa diving plus masak ikan kerapu tim. Ngeces ngeces deh bacanya... Ha ha.... Hanya saja itu hanya harapan. Tidak sempurna 100% tapi untuk kali ini aku wujudkan ketiganya. Ceritanya begini. Ini kali kedua aku mempersiapkan perjalananku dengan membawa peralatan dan bumbu untuk memasak kerapu tim. Keduanya gagal. Yang pertama karena ternyata aku dan teman-temanku tidak mendapat ikan kerapu sama sekali. Yang sekarang..... Kami diusir dari rumpon setelah setengah hari berada di rumpon ini. Bukan diusir sih... Hanya saja Nixon, langganan perahu kami, tidak menemukan pemilik rumpon sampai menjelang magrib. Yang dia takutkan, tiba-tiba saja dia datang ke rumpon dengan membawa tamu atau pemilik rumpon berpikir negatif kalau Nixon (atau kami) sengaja tidak minta ijin agar bisa tinggal secara gratis. Gunawan, yang sudah terlanjur

Jalan-jalan Biak (01) : Air Terjun Mazriv, edisi lupa

Gambar
Minggu, 6 November 2016 Edisi lupa. Bulan November hampir berakhir, aku baru menulis tentang Air Terjun Mazriv yang entah mengapa koq bisa terlewat saat aku menulis tentang menyelam di Biak tempo hari, Tentu saja tetap lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan? Air Terjun Mazrif sebenarnya air terjun kecil hanya saja bertingkat-tingkat seperti versi kecil Moramo di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kami, satu rombongan peserta lomba UW Photography , berangkat dari cottage menggunakan dua mobil. Yang cowok di bak terbuka pick up padahal matahari sedang bersinar panas terik. Aku yang takut terbakar kulitnya berlindung di bawah terpal. Hanya sebentar badan sudah berkeringat sehingga kutongolkan juga kepala keluar terpal, mencari kesegaran dengan hanya dilindungi topi dan kaca mata hitam. Sesampainya di air terjun, pikiran pertamaku, dan kuyakin hampir semua teman-temanku juga berpikiran sama, "O... cuma begini aja to....". Yang aku lihat semacam sungai yang me

Kuliner Jayapura (04) : Koya - Lambs lover club

Gambar
Sabtu, 12 November 2016 Penggemar daging kambing seperti aku? Silakan datang ke Koya. Ada beberapa warung yang menjual masakan berbahan dasar daging kambing. Sebenarnya tiga kali makan siang aku baru mencoba satu warung saja. Tetapi memang rasanya hanya warung ini saja yang terlihat cukup ramai. Namanya Arto Moro. Sebagaimana warung-warung lain di daerah pelosok, warung ini pun bukan khusus menyediakan masakan berdaging kambing. Hanya saja aku tidak melihat pengunjung lain memesan selain masakan daging kambing. Aku selalu pesan sate kambing, tengkleng dan tongseng. Rasanya cukup enak, cukup bisa menutupi kerinduanku akan masakan beraroma 'prengus', bau daging kambing. Untungnya saat kesini selalu dengan teman-teman sehingga bisa pesan beberapa jenis masakan itu. Kalau sendirian, entah apa yang akan kuprioritaskan. Tengkleng mungkin. Atau sate? Bingung ah.... Letak warung makan ini tidak susah dicari walaupun tidak persis di jalan utama. Kalau dari arah Holtekamp h

Diving Jayapura (13) : Mencari ship wreck di Depapre

Gambar
Minggu, 13 November 2016 Berita ada wreck di Teluk Tanah Merah selalu bergaung di telinga, hanya saja belum ada kepastian dimana posisi tepatnya. Dua minggu lalu aku mencari di dermaga Amerika dengan hasil nihil. Kali ini aku minta tolong Nixon, nelayan langgananku untuk mencari kabar tentang bangkai kapal itu. Walaupun Nixon tidak berani menjanjikan tetapi aku tetap saja akan pergi mencari. Kan itu hanya alasan buatku untuk sekedar bisa menyelam. Hanya saja tidak ada teman yang menemani sehingga akhirnya aku pergi sendirian saja ke Depapre.  Dengan janji berangkat dari Dermaga Depapre jam 10, aku meninggalkan rumah jam 7.30 agar tidak terburu-buru di perjalanan. Di Sentani aku berhenti sebentar mengisi bahan bakar dan membeli nasi pecel 3 bungkus. Di tengah perjalanan aku memperkirakan akan tiba di Depapre jam 9 lebih sedikit sehingga aku berhenti dan membuka satu bungkus nasi untuk mengisi perut. Benar saja, sudah berhenti di jalan untuk sarapan pun aku tiba di dermaga masih ja

Memancing Jayapura (03) : Mancing Ekstrem di Skouw

Gambar
Judul memang memancing, tetapi sebenarnya aku sendiri tidak mancing. Aku ikutan saja daripada nganggur di rumah. Sebenarnya sedang tidak enak badan, batuk dan agak demam tetapi aku meyakini dengan berdiam diri di rumah malah sakitnya tambah parah. Jadi lah aku ikut saja... Karena kata teman tempatnya ada kemungkinan diselami. Skouw adalah daerah perbatasan. Yang bikin aku penasaran karena memancingnya di pantai dan tidak perlu berjalan kaki jauh. Kami berempat: aku, Babe Gun, Bli Jun, dan Setyo (anak KPP Jayapura); memakai mobil milik Babe Gun yang dobel gardan berangkat dari rumah jam 7 pagi. Sampai di Skouw masih jam 9 kurang tetapi karena belum ada yang tahu persis tempatnya, kami masih mencari-cari. Sebenarnya kalau jalan masuk ke pantainya sih tidak susah, karena persis di pertigaan yang ke kanan ke arah Moso. Sebenarnya ini perempatan tetapi karena yang ke kiri ke arah properti pribadi, yang mana kami harus membayar 20ribu rupiah, maka aku sebut ini pertigaan saja.  

Diving Biak (02) : Biak, the next top destination

Gambar
Senin, 6 November 2016 Aku masih menginap semalam di Biak setelah mengikuti lomba foto bawah air di Supiori. Sedangkan Ahmad hari Rabu dan Meigi plus Rahman hari Kamis baru balik. Jadi aku masih punya waktu diving di Biak. Dengan memakai no fly time selama 12 jam berarti aku bisa menyelam 3 kali hari ini. Sadis memang tapi tidak perlu diperdebatkan. Toh ini risiko yang aku ambil dengan sadar dan melepaskan tanggungjawab diver lain dalam hal ini. Dive Pertama : Catalina Kami; aku, Meigi, Rahman, dan Ahmad; dengan memakai jasa Julius, yang sudah puluhan tahun menyelam disini, berangkat sekira jam 11 siang dari pantai dekat hotel tempat kami menginap. Hanya perlu jalan kaki tak lebih dari 50 meter. Tentu saja penyelaman pertama adalah primadona Biak dari jaman dahulu. Spot Catalina Plane Wreck dari perang dunia kedua. Hanya perlu sebentar saja naik speed, sekira 10 menit dari pantai. Spot ini pun tak jauh dari pantai dan kapal buang jangkar persis di tempat dasar menjadi drop