Diving Sorong (01) : Awalnya dekat-dekat saja
Setelah bekerja memupuk lelah dari pagi sampai sore selama tiga hari, hari ini, Sabtu 30 Juli 2016, akhirnya aku bisa melepas lelahku dengan diving..... Oh indahnya pagi ini....
Di Halte Doom
Cuaca mendung disertai sesekali hujan rintik-rintik membayangi perjalanan menyelam yang pertama kali di Sorong. Sesuai janji, aku tiba di tempat pertemuan, yaitu di Halte Doom jam 07.00 pagi. Rombongan teman-teman menyelam belum tiba. Mereka masih sibuk mencari alat pancing dan umpan cumi-cumi untuk Agus Junaedi dan Gunawan. Kami mengisi waktu dengan duduk-duduk di pinggir dermaga dan dilanjutkan dengan ngopi di warung. Akhirnya aku sadari bahwa Halte Doom itu maksudnya semacam terminal bagi kapal angkutan umum yang membawa penumpang ke Pulau Doom atau sebaliknya.
Perjalanan ke Pulau Doom akan kutuliskan di entri baru karena bisa disebut sebagai perjalanan wisata juga. Dan yang sekarang kan wisata menyelam. Padahal kenyataannya antara menyelam dan ke Pulau Doom adalah satu kali perjalanan dengan menggunakan kapal yang sama he he....
Akhirnya setelah menunggu lebih dari satu jam, dengan Gunawan mendapat pencerahan mengenai tempat mencari batu akik dan pemilik warung memamerkan mutiara berharga jutaan (versi pemilik warung), rombongan teman-teman menyelam datang. Mereka tiba dengan satu mobil yang saking penuhnya sampai aku khawatir mobilnya patah dua. Diluar aku, teman-teman menyelam lain berjumlah 4 orang lagi. Fauzan, Ingrid, dan (seperti biasa) 2 lagi aku lupa namanya. Gear on di darat yang menyebabkan sadar ada BCD yang tidak ada inflator head-nya dan sempat diganti sehingga membuat molor setengah jam lagi. Ternyata oh ternyata... yang satu terakhir agar tidak menyita waktu dipasang di kapal malah first stage-nya pun bermasalah. Akhirnya satu set gear tidak dapat dipakai dan kami turun hanya berempat dengan 2 orang bergantian di dive pertama dan kedua.
Dive #1 : Spot Mercusuar
Perjalanan menuju spot pertama memakan waktu 30 menit. Seharusnya dengan motor 40 PK, menurutku paling hanya dibutuhkan 10 menit, entah mengapa kecepatan motor paling hanya mencapai 40% dari maksimal. Mungkin seperti kemampuan motor 40 PK yang kupunya di Kendari yang kemampuan maksimalnya hanya 40% dari seharusnya he he....
Dengan dive gear sudah siap digunakan, begitu tiba di tempat yang kita akan turun dan nelayan sudah membuang jangkar, tanpa membutuhkan waktu lama kita sudah siap. Kami turun di sisi utara mercusuar atau dibalik arus dan ombak sehingga aman bagi kapal dan juga penyelam.
Oh-ya lupa disampaikan di awal. Kami tidak bisa ke Raja Ampat karena memang di bulan Agustus ini ombak dan arus sedang gila-gilanya. Dipaksakan pun percuma, visibility jelas sangat pendek.
Untungnya di Sorong, setelah teman-teman berdiskusi dan mencari tahu spot-spot mana yang masih layak diselami, masih bisa menyelam. Saat pertama masuk air, aku begitu senang karena visibility cukup jauh. Lebih dari sepuluh meter lah. Lebih dari cukup buatku. Aku membawa kamera Nikon AW130 yang baru pertama kalinya aku pakai menyelam. Seharusnya aku berlatih dahulu dengan kamera ini, terbukti dengan hasilnya terutama untuk makro yang benar-benar tidak memuaskanku. Bahkan ada satu obyek yang gagal aku ambil padahal (setelah aku lihat di monitor) sepertinya pygmea sea horse jenis Pontohi. Sedih hati ini....
Akhirnya, seperti yang terlihat di foto-foto yang aku sertakan, hampir semuanya foto wide saja dengan hanya satu yang makro. Itu pun karena aku crop he he....
Lion fish nongkrong.... Mungkin tepat sebagai judul foto ini ya?
Ini adalah schooling ikan ekor kuning sebesar telapak tangan orang dewasa.
Dive #2 : Spot Batu Hanyut
Dive kedua tidak jauh dari dive pertama, karena memang mercusuar diletakkan di area ini untuk melindungi beberapa pulau gosong yang muncul di sekitarnya. Dan berbeda dengan penyelaman pertama yang aku putuskan untuk tidak menentang arus karena kuatnya, dive kedua diterpa arus. Arusnya sebenarnya tidak terlalu kuat hanya saja membuat visibility jauh berkurang. Jarak pandang tidak lebih dari 5 meter. Bahkan kalau pas benar-benar tanpa penghalang, jarak pandang malah tidak sampai satu meter.
Mungkin karena hal ini maka teman-teman menyelam hanya setengah jam saja. Aku sendiri sebenarnya masih tersedia cukup banyak udara tersisa di tabung tetapi jam sudah menunjukkan jam 13.00 padahal aku terbang jam 07.00 keesokan harinya, jadinya aku juga mengakhiri diving kali ini cukup cepat.
Dengan dua kali diving, dive pertama maksimal 20 meter dan dive kedua maksimal 15 meter dan total dive 90 menit, flight time 18 jam terpenuhi lah.... Ha ha....
Dan, akhirnya walaupun pasti bukan yang terakhir, perjalanan diving pertama di Sorong aku akhiri....
Komentar
Posting Komentar