Diving Biak (03) : Kali Ini Tanpa Persiapan

Datang ke Biak karena ada tugas yang harus kami laksanakan disini, aku tiba hari 2 hari sebelumnya. Kondisi sedang tidak fit, sehabis terkapar dua hari di tempat tidur. Suhu badan masih hangat, nafsu makan belum kembali dan masih lemas tak bertenaga. Hanya saja aku tidak dapat menahan diri untuk menghubungi Pak Julius yang ternyata sedang bersama Pak Reinhart di Hotel Mapia. Segera meluncur kesana, ngobrol sebentar dan makan siang. Akhirnya jebol juga pertahananku yang memang lemah, menerima ajakan untuk menyelam.

Dan inilah ceritaku menyelam di Biak.

Sabtu, 20 Mei 2017 

Dive Pertama : Faknik Point

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore saat kapal mulai lepas dari rumah Pak Julius. Kali ini aku ditemani oleh Vanu, keponakannya Pak Julius. Spot Faknik tidak jauh hanya sepuluh menit saja memakai speedboat dengan mesin 40PK. Dari spot Catalina hanya berjarak seratus meter saja. Spot ini berupa reef cukup besar. Kemarin, hanya berselisih sehari saja, Pak Rein dan Pak Julius bertemu banyak hiu, bumphead, napoleon dan Pak Julius malah melihat pari besar. Mengulang lagi yang kemarin berharap mendapatkan menemui yang sama.

Sayang seribu sayang. Tidak seperti sehari seblumnya, saat aku menyelam ada arus walaupun tidak kuat, air cukup keruh dengan visibility 5 - 10 meter saja. Akhirnya aku hanya menjumpai dua hiu, schoolling bumhead dan satu napoleon. Serta schooling ikan tude dan ikan ekor kuning. Yang jelas penyelaman ini membuat sakitku pergi.... he he...









Minggu, 21 Mei 2017

Salobar

Ceritanya, kami sudah mendekati Pulau Uwi dan mulai memasang alat, saat Pak Julius sadar kalau regulator ketinggalan. Jadi kami harus balik. Kalau menggunakan speed bisa habis waktu sehingga kami merapat di Salobar dan Pak Julius mengambil regulator dengan ojek. Ternyata dinamakan salobar karena terdapat mata air persis di bibir pantai. Jadilah aku berwisata di Salobar....

Mata air Salobar membentuk lubang kecil yang mengeluarkan air tawar (payau tepatnya) dengan debit yang lumayan besar. Terdapat satu rumah penduduk tidak jauh dari Salobar dan tempat ini persis di ujung runway bandara serta di pinggir jalan aspal. Anak-anak dari yang tinggal di rumah itu mencoba menangkap udang dan ikan kecil yang berada di sekitar mata air. Kelihatannya buat lauk makan siang. Tempatnya teduh, pasirnya sangat lembut seperti menginjak lumpur, dan dangkal sampai seratus meter ke laut. Cukup enak buat wisata sebenarnya.



 
 
 
 
 

Dive Kedua : Uwi 2 Point

Pulau Uwi adalah pulau yang terdekat dengan Kota Biak dan menjadi penyelaman pemanasan agar waktu tidak terbuang lama. Mengapa? Karena dari titik keberangkatan, membutuhkan waktu hampir satu jam untuk ke Uwi Point dan hampir satu jam lagi untuk sampai ke Undi Cave atau Barakuda Point. Sehingga perjalanan dari Uwi Point ke Barakauda Point atau Undi Cave bisa dibarengi dengan surface interval. Apalagi untuk Undi Cave saat yang paling tepat adalah pada saat matahari berada di atas alias tengah hari.

Walaupun hanya sebagai penyelaman antara, menyelam di Uwi Point tetap memberikan sensasi yang berlebih. Apalagi bagi penyelam yang tinggal di daerah barat. Jakarta atau Jawa terutama. Silakan lihat saja foto-fotonya....







Dive Ketiga : Undi Cave

Undi Cave adalah spot unggulan di Biak selain Catalina Point. Hebatnya, goa ini terlihat dari atas dengan penampang yang cukup besar. Saat surut kita harus memastikan entry benar-benar berada tepat di atas goa karena bisa-bisa terbentur karang kalau kita masuk dengan cara backroll. Goa ini cukup dalam dengan satu pintu masuk vertikal dan tiga pintu keluar horizontal. Menakjubkan !!!!!

Di dalam goa pun bersliweran ikan kakap, baronang, dll dengan ukuran yang cukup besar. Ada juga beberapa seafan yang bisa menjadi latar depan obyek foto dengan latar belakang pintu goa yang disinari matahari siang hari. Pemandangan super top yang sebaiknya diabadikan dengan kamera yang top pula. Sayang saya hanya membawa kamera compact Nikon AW130 saja. Setelah sekira sepuluh menit mengabadikan keindahan dalam goa, kami keluar dan menelusuri dinding yang juga dipenuhi terumbu karang indah. Benar-benar spot andalan yang luar biasa !!!!
 



















Diving Keempat : Baraccuda Point

Sebenarnya penyelaman yang keempat ini adalah penyelaman penutup yang seharusnya diakhiri dengan pengalaman yang tak terlupakan. Teta[i malah kebalikannya yang terjadi. Ironis sekali. Apa penyebabnya? Batere kamera habis saat kami bertemu dengan schoolling barakuda. Benar-benar lagi apes.... Dalam hati saya bertekad untuk sesegera mungkin kembali kemari. Karena rasa sedih ini, saya tidak terlalu bersemangat bercerita di spot ini walaupun keindahannya adalah yang terbaik menurut saya dibanding spot-spot yang lain.




Bagaimana teman-teman? Tertarik? Itulah Biak dengan segala kelebihannya.

My Live My Adventure

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan Biak (02) - Kota Biak (01), pembuka saja...

Jalan-jalan Jayapura (09) : Pesawat Terbang mejeng di Koya Timur

Jalan-jalan Manokwari (1) : Kesan pertama sangat menggoda