Jalan-jalan Biak (02) - Kota Biak (01), pembuka saja...

Ini hanya sekilas pandang Kota Biak karena tetap saja walaupun ini kedua kalinya aku disini, aku masih tidak punya kesempatan untuk mengeksplorenya.


Bandar Udara


Bandara Frans Kaisepo adalah bandara kecil dengan landasan yang cukup panjang. Belum ada garbarata. Bandara ini pernah menjadi bandara internasional dan menghidupi banyak perusahaan. Dengan ditutupnya penerbangan internasional maka sekarang perusahaan-perusahaan itu menjadi bangkrut. 

Letak bandara ini tidak jauh dari kota. Berkendara dari pusat kota hanya lima menit saja.




Pusat Kota dan Mall

 Hanya ada satu mall berbentuk department store di Kota Biak yang berada di jalan utama dan menjadi pusat keramaian kota ini. Hebatnya toko ini buka dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam.












Kuliner

Beberapa kali makan di Kota Biak, untuk jenis makanan dari ikan laut hanya satu yang kurasa benar-benar enak. Ricanya tidak kalah dengan rica Manado. Hanya koq malah aku lupa nama warungnya. Yang jelas ada di pertigaan samping-seberang Hotel Mapia.








Untuk makanan Minang/Padang yang ini yang direkomendasikan teman. Katanya ikannya segar karena warung ini mempunyai kapal sendiri yang menyuplai ikan di warung ini. Aku percaya saja. Alhasil dua kali makan disini ya makan ikan terus. Yang ikan goreng terasa murah karena satu bungkus (dengan nasi segunung) hanya lima belas ribu saja.








Tempat Nongkrong

Ada beberapa tempat nongkrong di Kota Biak, baik berupa warung kopi, cafe & bar, dan tempat karaoke. Yang rekomen, menurutku, adalah BBC. Tempatnya enak, berada di puncak bukit dan terbuka. Buka dari sore hingga tengah malam. Dari tempat ini kita bisa melihat kota Biak yang bertaburan lampu. Ada salib yang menjulang tinggi, hanya saja pemasangan lampunya terbalik, bukannya salib ini yang disinari malah di salah satu ujung palang horizontalnya diberi lampu yang bersinar keluar.









 Tempat Menginap

Di kedatangan kedua kalinya aku menginap di dua hotel berbeda. Yang pertama di Hotel Manna (depannya Hotel Bisanna, dengan pemilik yang sama) yang berada di jalan utama yaitu Jalan Iman Bonjol. Aku memilih hotel ini agar tidak terlalu jauh dari pusat kota. Aku pikir karena sedang di kondisi yang tidak prima aku akan menghabiskan banyak waktu di hotel. Ternyata aku salah besar. Begitu menginjakkan kaki di Biak, menaruh tas, aku langsung bertemu dengan teman-teman diving, dibujuk dan akhirnya langsung diving hari itu juga. He he.... Beginilah kalau sudah hobi.

Kamar cukup nyaman dan terasa luas. Tersedia tv (layar tabung) dan kulkas kecil. Tidak ada teko air dan (yang keterlaluan) tidak ada komplimen air mineral. Hanya disediakan sabun batangan dan handuk tanpa sikat gigi, odol dan shampoo. Air panas kamar mandi berjalan cukup bagus dengan toilet yang cukup bersih.

Dua kali sarapan disini dalam bentuk prasmanan tetapi hanya berupa nasi goreng dan telur serta nasi putih dan telur masak tomat. Ada juga roti tawar dan dua macam selai. Tersedia juga  teh dan kopi disertai dispenser dan thermos. Dua-duanya tidak ada yang benar-benar memberi air panas. He he....





Hotel yang kedua adalah hotel yang sudah disepakati dengan teman-teman kerja. Hotel Asana. Mungkin hotel yang termahal di Biak. Letaknya hanya seratus meter saja dari bandara. Alhasil kita terganggu dengan suara sirine dan pesawat plus juga dengan hilir mudik awak pesawat di pagi buta. Cukup mengganggu karena hotel ini berlantai dan berdinding kayu. Suara orang berjalan dengan sepatu kerja menimbulkan bunyi keras. Dindingnya pun tidak diberi peredam suara sehingga bunyi dari kamar sebelah pun terdengar.

Kamar terasa sempit tetapi cukup nyaman. Hotel melakukan 'tricky' dengan menggabungkan dua bed kalau kita meminta satu bed dan memang sudah dirancang seperti itu. TV sudah LCD dan tersedia teko panas dengan komplimen 2 botol air mineral dilengkapi teh celup dan kopi sachet. Yang membuat nyaman di kamar ini adalah adanya beranda luar tempat kita bisa duduk-duduk. Hanya saja disisiku, yang terlihat hanya semak. Sedangkan disisi lain bisa melihat taman dan laut.



Toilet sudah terasa berumur walaupun masih cukup bersih. Air panas lancar, handuk, sabun batang, lotion dan conditioner. Shampoo mungkin kelupaan ditaruh oleh Cleaning Service. Sedangkan sikat gigi sudah dalam keadaan terbuka serta odol terlihat tidak baru. Aku memang selalu memakai peralatan mandiku sendiri.














Sarapan buffet dengan banyak pilihan. Walaupun tiga kali sarapan disini aku masih belum menemukan masakan yang terasa enak dilidahku. Hebatnya, mungkin untuk mengakomodasi awak pesawat, sarapan sudah siap dari pagi buta. Penerbangan disini ke arah Jayapura memang hanya ada jam enam dan tujuh pagi saja.

Enaknya di hotel ini karena berada di pinggir pantai dan ada kolam renang yang cukup lebar. Sayang aku tidak sempat merasakan kolam ini karena jam enam sore sudah ditutup. He he....




Kalau Anda ingin menginap di hotel yang cukup nyaman dengan biaya yang relatif murah, saya menyarankan untuk menginap di Hotel Intsa, ini hotel tempat saya menginap saat pertama kali ke Biak. Tempatnya enak, di pinggir laut, cukup bersih walaupun seingat saya tidak ada air panas. Hebatnya dengan harga murah disediakan dua kali makan. Sarapan dan makan malam. Saya tidak ingat apakah saya sempat memotret tempat ini dulu.

Inilah Biak sekilas pandang. Nanti akan saya lengkapi dengan tempat-tempat wisata di kota dan di sekitarnya.

See you next trip. My Live My Adventure...







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan Jayapura (09) : Pesawat Terbang mejeng di Koya Timur

Jalan-jalan Manokwari (1) : Kesan pertama sangat menggoda