Diving Jayapura (18) : Tablanusu, mendadak menyelam...

Sabtu, 21 Januari 2017


Siang hari, aku menghadiri acara ulang tahun Mollo yang ke-satu di Pantai Hamadi. Sayangnya acara ini hanya dihadiri sekira 20 anggota saja, masih banyak lagi anggota yang tidak datang, kata Erix. Acara ini hanya makan-makan dan tiup lilin kue ulang tahun. Tiup lilin oleh Fauziah. Belum sempat mengenal semua anggota yang hadir, acara sudah bubar. Erix bilang kalau malam ini kemungkinan ada penyelaman malam di Harlem. Aku akan dikasih tahu sesegera mungkin.

Jam 18.30-an Erix menelepon dan mengabari bahwa teman-teman sudah sepakat akan night dive malam ini. Aku akan dijemput jam 10 malam. Aku segera berkemas mempersiapkan segala keperluan diluar alat diving karena alat divingku sudah aku siapkan sejak tadi siang. Baju ganti, perlengkapan mandi, kompor, kopi, mie instan seadanya, peralatan tidur dan sebagainya. Aku pun harus bergegas ke kantor mengambil peralatan kamera bawah airku, senter menyelam, divecomp, kompas dan GPS. Aku pun masih sempat membuat nasi goreng magelangan dan ngopi. Jam 21.30 aku sudah siap dan menunggu kedatangan teman-teman menjemputku.

Singkat cerita kami; Aku, Erix, Sindu, pak Karim, Iman, dan dua lainnya yang aku lupa namanya; tiba di Tablanusu dan mempersiapkan diri untuk penyelaman malam. Saat kami mau masuk ke laut di penyelaman pertama jam sudah menunjukkan pukul 2 lebih dinihari. Sudah bukan nightdive lagi tapi after midnight dive tepatnya. Mantap. Selesai jam 03.30, kami segera beres-beres, bilas, ngopi dan tidur. Kami tidur beralaskan kasur tipis (sewa Rp 10.000) diatas batu-batu kecil dan beratapkan bintang-bintang di langit. Menghibur... karena kenyataannya yang terlihat hanya dua bintang dan sedikit bulan sabit karena sedang mendung saat itu he he... Bangun jam 6.30, ngopi lagi, beres-beres peralatan selam dan sarapan mie instan. Jam 08.30 kami meninggalkan resor menuju dermaga besar untuk penyelaman kedua.
Penyelaman kedua di Spot Dermaga Amerika yang sudah aku lakukan beberapa kali. Bedanya kali ini aku bersama dengan teman-teman lain. Selesai menyelam selama satu jam, kami mampir ke kantor polisi Depapre untuk bilas dan mandi. Jam 11 kami meninggalkan Depapre untuk kembali ke jayapura.










Dan inilah cerita menyelamnya.....

Dive Pertama - Sisi kiri Tablanusu

Dengan masuk melalui pantai, di malam hari pada saat sedang berombak, di pantai yang banyak batu besarnya, memang membuat semangat langsung jatuh, apalagi ternyata untuk menuju batas kedalaman harus menempuh jarak kurang lebih lima puluh meter melalui batu karang tajam dengan banyak bulu babi padahal air laut hanya setinggi paha saja. Di kondisi ini aku hanya berpikir, seru nih... sehingga malah membuatku semakin bersemangat melanjutkan penyelaman. Akhirnya yang melanjutkan menyelam hanya aku, Erix dan Sindu. Iman dan pak Karim membatalkan penyelaman dan kembali ke pantai.

Tempat aku menyelam ini, terumbu karangnya membentuk teluk dimana di sisi sebelahnya aku pernah menyelam dengan Fauziah dan Eka di sore hari beberapa bulan yang lalu. Hanya saja ternyata di sisi aku menyelam kali ini terumbu karangnya sudah tidak sehat lagi. Berbeda jauh dengan terumbu karang di seberang yang masih sehat dan banyak dihuni ikan-ikan cukup besar bahkan napoleon. Penyelaman malam ini aku hanya menemukan dua spider crab, beberapa ikan kakatua sedang tidur, udang lobster kecil dan moray eel yang badannya mirip belut air tawar. Perjalanan kembali ternyata membutuhkan tenaga yang lebih berat dibanding saat masuk karena ombak malah semakin membesar. 

 

Dive Kedua - Dermaga Amerika

Aku yang sudah beberapa kali menyelam di spot ini, membuat sedikit penyimpangan diluar teman-teman lain dengan melakukan snorkling agak jauh di depan dermaga. Tujuan snorkling ini mencari keberadaan wreck yang konon ada di Dermaga Amerika. Setelah sampai di rumpon tidak jauh dari tonggak-tonggak kayu dermaga, aku mulai menyelam. Aku menyelam sampai kedalaman 25 meter dan tidak mendapati apapun, tidak juga ikan apalagi kapal karam. Jarak pandang memang sangat terbatas, paling hanya lima meter maksimal lah. Setelah meyakini tidak ada sama sekali yang bisa kujadikan penanda, aku menuju terumbu karang dengan bantuan kompasku.

Aku tidak tahu apakah karena memang sedang musimnya atau karena sedang ada pengerjaan pembangunan dermaga, yang jelas jarak pandang kali ini memang yang paling buruk. Aku sangsi dengan musim karena bahkan ketika aku sampai di ujung tanjung ternyata jarak pandang masih parah dan partikel lumpur pun sudah mulai menutupi terumbu karang. Aku masih ingat di penyelamanku yang pertama di siang hari saat aku tiba di tanjung ini yang masih sehat dan bersih dengan ikan-ikan besar yang bersilweran. 

Ikan-ikan besar memang masih ada dan cukup banyak, tetapi akan sampai kapan kalau kondisi ini terus semakin parah? Ikan-ikan ini pasti akan bermigrasi mencari tempat yang lebih baik lagi. Sedih jadinya... Apalagi ternyata aku menyelam pas benar di saat matahari berada di antara aku dan tonggak-tonggak dermaga. Oh seandainya saja masih ada terumbu karang berwarna-warni yang kutemukan aku pasti bisa mendapatkan foto juara. Akhirnya aku harus berpuas diri menghabiskan waktu berfoto dengan karang-karang yang kutemukan. Mendekati penyelaman akhir dan aku sudah berada di ujung karang yang masih cukup sehat, aku menemukan 'diver memakai wetsuit orange kamuflase sedang tengkurap mnghangatkan diri di atas batu karang', sungguh luar biasa.... love you starfish!!!


















Itu lah kisah penyelamanku kali ini, di lain waktu semoga ada kisah hebat lagi...

My Live My Adventure...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan Biak (02) - Kota Biak (01), pembuka saja...

Jalan-jalan Jayapura (09) : Pesawat Terbang mejeng di Koya Timur

Jalan-jalan Manokwari (1) : Kesan pertama sangat menggoda