Diving Jayapura (13) : Mencari ship wreck di Depapre

Minggu, 13 November 2016
Berita ada wreck di Teluk Tanah Merah selalu bergaung di telinga, hanya saja belum ada kepastian dimana posisi tepatnya. Dua minggu lalu aku mencari di dermaga Amerika dengan hasil nihil. Kali ini aku minta tolong Nixon, nelayan langgananku untuk mencari kabar tentang bangkai kapal itu. Walaupun Nixon tidak berani menjanjikan tetapi aku tetap saja akan pergi mencari. Kan itu hanya alasan buatku untuk sekedar bisa menyelam. Hanya saja tidak ada teman yang menemani sehingga akhirnya aku pergi sendirian saja ke Depapre. 

Dengan janji berangkat dari Dermaga Depapre jam 10, aku meninggalkan rumah jam 7.30 agar tidak terburu-buru di perjalanan. Di Sentani aku berhenti sebentar mengisi bahan bakar dan membeli nasi pecel 3 bungkus. Di tengah perjalanan aku memperkirakan akan tiba di Depapre jam 9 lebih sedikit sehingga aku berhenti dan membuka satu bungkus nasi untuk mengisi perut. Benar saja, sudah berhenti di jalan untuk sarapan pun aku tiba di dermaga masih jam 9.30. Untungnya Kefin, saudaranya Nixon, sudah siap menungguku sehingga kami langsung saja berangkat setelah dive gear plus 2 tabung diangkat ke kapal.

Dive Pertama : Tanjung Serebo 2

Menurut Kefin, bangkai kapal berada di tanjung ini. Hanya saja berada di kedalaman. Karenanya, aku turun sampai kedalaman 40 meter selama batas no deco yaitu sekitar 10 menit. Benar-benar pas karena malah aku kena penalti deco stop selama 1 menit. Untunglah dalam perjalanan naik bisa hilang dengan sendirinya. Hanya saja aku tidak menemukan apa pun. Bahkan hanya sekedar bayang-bayang hitam di kedalaman. Tetapi memang konturnya cukup menggetarkan. Di kedalaman 40 meter masih menurun terjal 60 derajat. Mantab.

Hebatnya, ternyata di spot ini aku masih menemukan terumbu karang hidup di kedalaman 40 meter. Aku jadi terkenang spot idamanku, Tanjung Soputa di Bolsel tercinta. Spot dimana terumbu karang masih hidup subur dan padat di kedalaman 50 meter. Dan disini sangat bisa terjadi karena di kedalaman ini matahari masih mampu menembus dan menjadikannya terang benderang.

Sebenarnya spot ini pun punya banyak potensi makro. Hanya saja konsentrasiku selalu berada di kejauhan, namanya juga siapa tahu... he he...


Dive Kedua : Pulau Gero

Setelah melewatkan Surface Interval di Pantai Harlem, kami menuju pulau kecil di depan Desa Tablanusu. Namanya Pulau Gero, menurut Kefin. Aku menetapkan untuk turun di sisi yang terlindung hempasan gelombang yang memang agak besar hari ini. Tepatnya yaitu berada di sisi selatan atau di antara 2 pulau kecil. Spot tempat aku turun hanya berjarak 30 meter dari pulau. 

Begitu turun aku langsung sadar bahwa visibility sangat buruk dan benar-benar slope. Ini akan membuatku kehilangan arah (disorientasi) sehingga aku kembali ke atas dan menetapkan arah lewat kompas di pergelangan tanganku. Yang aku takutkan, aku muncul berada di sisi yang bersebelahan dengan kapal dan aku lupa membawa sosis (fyi, aku pengguna backpack). Sesampainya di bawah yang aku khawatirkan mengenai jarak pandang dan kontur memang terjadi. Jarak pandang hanya 5 meter karena begitu banyak debu. Percuma menggunakan kamera untuk foto wide di kondisi ini. Konturnya pun rata bekas bom yang menghasilkan semacam lumut yang hampir menutupi seluruh dasar laut. Mengenaskan.

Aku mencoba bergerak ke arah selatan yang aku perkirakan ke arah dalam. 20 meter menyusuri dasar aku tidak menemukan karang apapun yang menjanjikan dan kedalaman pun sama sekali tidak berubah tetap di 10 meter. Akhirnya aku balik. Bahkan hanya menyusuri jalan balik saja aku sadar bahwa aku tidak kembali ke tempat semula. Hal ini dikarenakan gelombang yang membuatku bergerak liar. Akhirnya di kedalaman 9 meter aku menemukan terumbu karang yang cukup menjanjikan. Waktu menyelamku pun hanya kuhabiskan di seputaran area ini saja. Benar saja, aku menemukan electric clamp di balik karang. Sekian ribu dive log, aku baru berjumpa dengan clamp ini dua kali saja, plus satu kali saat binatang ini berpindah. Hanya saja saat itu aku malah belum tahu kalau binatang itu adalah electric clamp apalagi saat berpindah ini dia tidak mengeluarkan aliran listrik dan tidak bercangkang.

Saat keluar ternyata aku berjarak sekira 30 meter dengan perahu....



So? Ikuti terus petualanganku.... My Live My Adventure....




Komentar

  1. keren bang...lain kali saya ikut dong bang. saya bukan anak diving, tapi seneng snorkeling aj. ya mungkin saya bisa belajar dari abang

    BalasHapus
    Balasan
    1. dengan senang hati mas agung. nanti kalau ada trip diving berikutnya, silakan gabung. nanti mas agung bisa nyoba, istilahnya discovery gitu...
      bisa hubungi saya di 082188255442. thx.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan Manokwari (1) : Kesan pertama sangat menggoda

Memancing Jayapura (02) : Harlem yang tidak kelam

Memancing Jayapura (05) : PLTU Holtekamp; seperti pasar malam