Memancing Jayapura (03) : Mancing Ekstrem di Skouw

Judul memang memancing, tetapi sebenarnya aku sendiri tidak mancing. Aku ikutan saja daripada nganggur di rumah. Sebenarnya sedang tidak enak badan, batuk dan agak demam tetapi aku meyakini dengan berdiam diri di rumah malah sakitnya tambah parah. Jadi lah aku ikut saja... Karena kata teman tempatnya ada kemungkinan diselami.

Skouw adalah daerah perbatasan. Yang bikin aku penasaran karena memancingnya di pantai dan tidak perlu berjalan kaki jauh. Kami berempat: aku, Babe Gun, Bli Jun, dan Setyo (anak KPP Jayapura); memakai mobil milik Babe Gun yang dobel gardan berangkat dari rumah jam 7 pagi. Sampai di Skouw masih jam 9 kurang tetapi karena belum ada yang tahu persis tempatnya, kami masih mencari-cari. Sebenarnya kalau jalan masuk ke pantainya sih tidak susah, karena persis di pertigaan yang ke kanan ke arah Moso. Sebenarnya ini perempatan tetapi karena yang ke kiri ke arah properti pribadi, yang mana kami harus membayar 20ribu rupiah, maka aku sebut ini pertigaan saja.

 Ada 3 simpang di jalan tanah. Dengan perkiraan saja, yang kiri ke arah muara sungai, yang tengah ke arah logpond, sedangkan yang ke kanan ke arah tanjung. Pertama, kami melihat yang di bekas logpond. Disitu ada dua anak kecil seumuran anak SMP yang sedang memancing. Mereka memancing sembilang, sejenis lele (catfish) tetapi hidup di laut. Rasanya agak apek kalau hanya digoreng saja. Harus dimasak seperti mangut agar rasa apeknya hilang. Dari hasil percakapan, kami tahu bahwa kalau mau memancing ikan besar kami perlu memancing ke arah tanjung. Memang kami juga melihat ada yang sedang memancing di tanjung.
Kami pun ke arah tanjung. Sebenarnya jalan masuk ke arah tanjung masih bisa dilalui dengan mobil, apalagi yang 4WD, tetapi karena kami melihat ada mobil 4WD lain yang parkir, akhirnya kami (tepatnya pemilik mobil he he...) parkir disampingnya. Kami pun berjalan kaki sambil mencari pemancing yang kami lihat sebelumnya. Pencarian agak susah karena ternyata antara pantai dan daratan berbeda ketinggian sekira 30 meter dan berupa dinding terjal yang disebagian besar benar-benar tidak bisa dilalui dengan tangan kosong. Akhirnya kami menemukan pemancing tersebut dan untuk menuju ke arahnya kami harus menuruni bukit terjal dengan kemiringan 80 derajat. Untungnya karena memang spot memancing lama, sudah ada tali yang memandu kami turun ke jurang.

Saat dalam perjalanan mengambil alat pancing, aku masih sempat mengambil foto makro kupu-kupu yang sedang memadu kasih he he....

Akhirnya teman-teman memutuskan memancing di spot ini. Hanya saja ombaknya sedang besar. Bajuku sampai basah kuyub terkena siraman ombak. Padahal kalau sedang tenang tempat ini bisa mendapatkan ikan besar seperti GT ukuran 10 kilogram seperti foto yang ditunjukkan pemancing itu beberapa minggu sebelumnya. Menunggu teman-teman memancing tanpa hasil kecuali ikan sebesar 2 jari, aku akhirnya bosan dan menyerah. Apalagi badanku memang sedang gak keruan. Aku menggelar hammock-ku dan tidurlah...







Bye bye...
My Live My Adventure....

Komentar

  1. Thanks infonya jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2NRz8Eb

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-jalan Manokwari (1) : Kesan pertama sangat menggoda

Memancing Jayapura (02) : Harlem yang tidak kelam

Memancing Jayapura (05) : PLTU Holtekamp; seperti pasar malam