Jalan-jalan Biak (01) : Air Terjun Mazriv, edisi lupa
Minggu, 6 November 2016
Edisi lupa. Bulan November hampir berakhir, aku baru menulis tentang Air Terjun Mazriv yang entah mengapa koq bisa terlewat saat aku menulis tentang menyelam di Biak tempo hari, Tentu saja tetap lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan?
Air Terjun Mazrif sebenarnya air terjun kecil hanya saja bertingkat-tingkat seperti versi kecil Moramo di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kami, satu rombongan peserta lomba UW Photography, berangkat dari cottage menggunakan dua mobil. Yang cowok di bak terbuka pick up padahal matahari sedang bersinar panas terik. Aku yang takut terbakar kulitnya berlindung di bawah terpal. Hanya sebentar badan sudah berkeringat sehingga kutongolkan juga kepala keluar terpal, mencari kesegaran dengan hanya dilindungi topi dan kaca mata hitam.
Sesampainya di air terjun, pikiran pertamaku, dan kuyakin hampir semua teman-temanku juga berpikiran sama, "O... cuma begini aja to....". Yang aku lihat semacam sungai yang melebar membentuk telaga yang cukup dalam dengan sungai deras di atasnya. Teman yang sore sehari sebelumnya sempat kemari mengajak kami untuk naik ke atas melalui jalan setapak yang harus kami lewati dengan sedikit perjuangan dan siksaan karena tidak menggunakan alas kaki. Ternyata oh ternyata..... Tidak terlalu jauh kami berjalan, SIM SALABIM, pemandangan indah air terjun kecil terpapar di depan mata.
Yang Maha Menguasai Alam menciptakan surga kecil ini tidak jauh dari Desa Korido, bisa Anda baca di entri Diving Biak. Berjarak hanya 10 menit saja menggunakan mobil dari Dermaga Korido. Air terjun ini juga memberi berkah lain bagi masyarakat sekitar karena perbedaan ketinggian yang puluhan meter membuat air mengalir deras dan ini dimanfaatkan untuk mendapatkan energi alternatif terbarukan. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Mazriv dibangun untuk kesejahteraan masyarakat Supori Selatan khususnya Desa Korido. Semoga saja fasilitas yang sangat krusial ini bisa dijaga dan dipelihara.
Kermbali ke air terjunnya ya.... Ada lagi keistimewaan dari air terjun yang bertingkat-tingkat ini, yang kata teman mencapai ratusan meter panjangnya. Ada satu air terjun yang membentuk goa dibaliknya. Kita bisa masuk kedalamnya. Tentu saja dengan melewati derasnya air yang tumpah yang serasa memijat kepala dan punggung kita. Di dalamnya membentuk cekungan yang indah dipandang mata. Sayang kami tidak bisa berlama-lama disini. Sore kami sudah harus berada di Gedung Kesenian untuk menyaksikan penjurian terbuka untuk menentukan pemenang lomba foto bawah air.
Begitulah kisah perjalananku di Air Terjun Mazriv yang menakjubkan ini. Sebenarnya masih ada beberapa tempat lain, hanya saja keterbatasan waktu membuatku tidak sempat mengunjunginya. Semoga aku masih diberi kesempatan untuk berkunjung lagi ke Supiori untuk menuntaskan perjalanan wisataku disini. Semoga.
So? This is it. My Live My Adventure....
Komentar
Posting Komentar